Blogging Tutorial

Make Your Blog So More Beatiful, more interest than before.

Welcom To www.shufi11.com

..::Beyond Tehe Inspiration, Enjoy with This web::..

Islamic Contentl

..::Great Islamic Content for you, it will make you so spiritualizm::.

More Galleries for You

Many galleris here, you can meet Motivation for your live or new news about world.

gallery tecknology

Do you Know About Tecknology,it make live so easy. the Great Creator for Us. so, We should Use Tecnology Very Well i

Hukum Makan di Masjid

1. Source : http://book.pondokngalah.net/2010/12/hukum-makan-di-dalam-masjid.html
Di kalangan warga  nahdliyin berkembang beberapa budaya yang sering dilakukan, seperti halnya selamatan, tasyakuran dalam rangka memperingati maulid nabi Muhammad Saw. (mauludan) dan acara-acara yang lain. Dalam hal ini masjid sering dipilih sebagai tempat untuk melaksanakan acara tersebut, sehingga setelah acara selesai, para jama’ah menyajikan makanan dan minuman lalu mereka menyantapnya di dalam masjid. Bagaimanakah hukum makan dan minum di dalam masjid?
a.      Tidak boleh, apabila berkeyakinan atau mempunyai perkiraan akan mengotori masjid.
b.      Boleh, dengan syarat tidak sampai mengotori masjid.
واَلتَّضَيُّفُ فِى الْمَسْجِدِ الْباَدِيَةِ يَكُوْنُ بِاِطْعاَمِ الطَّعَامِ النَّاشِفِ كَالتَّمْرِ لاَ اِنْ كَانَ مُقَذِّرًا كَالطَّبْحِ وَالبِطِّيْحِ وَاِلاَّ حَرُمَ اِلاَّ بِنَحْوِ سُفْرَةٍ تُجْعَلُ تَحْتَ اْلاِنَاءِ بِحَيْثُ يَغْلِبُ عَلَى الظَّنِّ عَدَمُ التَّقْذِيْرِ فَالظَّاهِرُ اَنَّهُ يَقُوْمُ مَقَامَ النَّاشِفِ (فتاوى العلامة الشيخ حسين ابراهيم المقري فى فصل أحكام المساجد )
Penjamuan dalam masjid di pedesaan dengan menyuguhkan makanan kering seperti kurma hukumnya boleh, dan diharamkan jika bisa mengotori masjid seperti makanan basah semisal semangka, kecuali jika menggunakan alas (bejana) yang sekiranya kuat dugaan tidak akan mengotori masjid. Dalam hal ini sama dengan makanan yang kering (hukumnya boleh). (Fatawi al-Allamah al-Syaikh Husain Ibrahim al-Muqarri dalam Fasal Ahkami al-Masajidi)


Dibolehkan makan dan minum dalam masjid selama tidak menyebabkan kotor masjid dan hendaknya makanan yang dimakan itu bukan makanan yang berbau tidak sedap seperti bawang dan lain-lain. Berikut keterangan ulama serta dalilnya mengenai hukum makan minum dalam mesjid, antara lain :
1. Berkata Zarkasyi :1
“Boleh makan roti, buah-buahan, semangka dan lainnya dalam mesjid”.
Dalam pendalilian keterangan beliau ini, Zarkasyi menyebut hadits riwayat Ibnu Majah dari Abdullah bin al-Harts bin Juz’i al- Zubaidy , beliau berkata :
كنا نأكل على عهد النبي صلعم في المسجد الخبز واللحم
Artinya : Pada masa Nabi SAW, kami sering makan roti dan daging dalam masjid (H.R. Ibnu Majah)2

2. Disebut dalam al-Fatawa al-Nawawi :
“ Masalah : makan roti, semangka, buah-buahan dan lainnya dalam masjid, apakah boleh ataukah terlarang ? Jawab : boleh dan tidak terlarang. Tetapi seyoqyanya menghamparkan sesuatu dan memelihara masjid serta memelihara jatuh serpihan-serpihan kecil, buah-buahan dan lain-lain dalam masjid. Yang kami sebutkan ini adalah pada makanan yang tidak ada bau yang keji seperti bawang putih, bawang merah dan kucai dan masakan-masakan yang tidak ada padanya bau. Yang demikian itu dan seumpamanya (yang tidak ada bau yang keji), jika ada padanya sesuatu yang demikan, maka makruh makan dalam masjid. Dan dilarang memakannya dalam masjid sehingga hilang baunya. Apabila orang tersebut masuk masjid, maka dikeluarkan darinya, karena ada hadits shahih yang masyhur. Ini semua disaat ada bau. Maka jika hilang baunya dengan sebab dimasak, maka tidak terlarang memakannya dalam masjid dan boleh memakannya dalam masjid.wallahu a’lam.” 3

Hadits yang dimaksud Imam an-Nawawi di atas adalah hadits riwayat Baihaqi dari Sa’id al-Khudry, beliau berkata :
لم نعد إن فتحت خيبر وقمنا في تلك البقلة يعني الثوم فأكلنا منها أكلا شديدا وناس جياع ثم رحنا إلى المسجد فوجد رسول الله صلى الله عليه و سلم الريح فقال من أكل من هذه الشجرة الخبيثه شيئا فلا يقربنا في المسجد فقال الناس حرمت حرمت فبلغ ذلك النبي صلى الله عليه و سلم فقال أيها الناس إنه ليس بي تحريم ما أحل الله ولكنها شجرة أكره ريحها رواه مسلم في الصحيح عن عمرو الناقد عن إسماعيل بن علية
Artinya : Kami tidak kembali ketika penaklukan Khaibar dan berhenti disuatu kebun yaitu bawang putih, kami memakannya banyak sekali. Saat itu manusia lapar sekali. Kemudian kami beristirahat di masjid, rupanya Rasulullah SAW mencium baunya, maka beliau bersabda : “Barang siapa yang memakan sedikit dari pohon kayu yang keji ini, maka jangan mendekati kami dalam masjid. Kemudian ada manusia yang berkata : “Diharamkan ?, Diharamkan ?, maka sampailah berita itu kepada Nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda : “Hai manusia !, Tidaklah aku mengharamkan sesuatu yang halal, tetapi bawang putih itu adalah pohon kayu yang dibenci baunya. (H.R. Baihaqi. Hadits ini diriwayat oleh Muslim dalam al-Shahih dari Amr al-Naqid dari Ismail bin Aliyah) 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Zarkasyi, I’lam al-Sajid bi Ahkam al-Masjid, Kairo, Hal. 329
2. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Maktabah Abi al-Ma’athi, Juz. IV, Hal. 424, No. Hadits : 3300
3.An-Nawawi, al-Fatawa al-Imam an-Nawawi, Hal. 36-37
4. Baihaqi, Sunan al-Baihaqi, Maktabah Darul Baz, Makkah, Juz. III, Hal. 77, No. Hadits : 4839